Mengenal Mata Uang Digital Ethereum

Popularitas mata uang digital (cryptocurrency) tengah mengalami peningkatan dengan sangat pesat di 2017 ini. Misalnya saja bitcoin (BTC) telah mengalami kenaikan empat kali lipat lebih dari harga 900an USD ke 4000an USD, dan ether (ETH) mengalami kenaikan hampir 40 kali lipat dari harga 8 USD ke harga 300an USD. Untuk itu sangat penting untuk mengetahui "aset-aset" digital saat ini, termasuk ethereum. Dengan mengetahui lebih jauh mengenai ethereum, investor dapat menilai apakah platform aplikasi terdistribusi ini memang bernilai dan sejauh mana prospek ethereum ke depan.

Perbedaan Bitcoin Dengan Ethereum

Pada jaringan bitcoin, setiap transaksi bitcoin yang valid dikumpulkan ke dalam blok. Blok-blok yang berisi transaksi yang sudah divalidasi tersebut kemudian dirangkai dari menjadi satu, sehingga terbentuklah blockchain yang memuat seluruh transaksi bitcoin semenjak pertama kali diciptakan. Jadi, dalam blockchain bitcoin hanya terdapat daftar transaksi (transfer nilai) spesifik untuk bitcoin saja. Ethereum juga menggunakan teknologi blockchain, hanya saja isi di dalam tiap-tiap blok tersebut berbeda dengan bitcoin. Blok dalam ethereum berisi kode program yang dapat dijalankan secara terdesentralisasi, oleh karena itu ethereum disebut sebagai platform aplikasi terdistribusi (en: distributed application platform). Ethereum dapat menjalankan kode yang dapat memfasilitasi pertukaran uang, konten, properti, saham, atau apapun yang bernilai. Kode-kode ini disebut sebagai kontrak pintar (en: smart contract) yang menjadi ciri khas ethereum. Smart contract ini secara otomatis dapat mengeksekusi instruksi ketika suatu kondisi spesifik (yang sudah diprogramkan) terpenuhi.[1]

Apabila diringkas dalam satu kalimat, maka ethereum adalah platform terdesentralisasi yang menjalankan smart contract, yaitu aplikasi yang menjalankan instruksi persis dengan yang diprogramkan, tanpa kemungkinan downtime, sensor, penipuan, atau interferensi pihak ketiga.[2] Meskipun semua blockchain memiliki kemampuan untuk pemrosesan kode, tetapi kebanyakan sangat terbatas. Ethereum berbeda dengan blockchain pada umumnya. Ethereum dapat membuat pengembang menciptakan apapun operasi yang mereka inginkan, artinya pengembang dapat membuat berbagai macam aplikasi-aplikasi yang berbeda, yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya. Bahkan, dengan mudah ethereum dapat menciptakan berbagai mata uang digital mirip dengan bitcoin dalam platformnya.

Ethereum "ditenagai" oleh Ether (ETH) yang diperdagangkan mirip dengan bitcoin. Akan tetapi berbeda dengan bitcoin yang hanya sebagai uang digital, ether dapat digunakan untuk menjalankan instruksi dalam platform ethereum. Setiap operasi komputasi dan penyimpanan membutuhkan ether. Seorang developer dapat membeli ether atau melakukan mining untuk mendapatkan ether. Jumlah ether ini terbatas, sehingga ether dianggap memiliki nilai yang tinggi akibat kelangkaan tersebut. Pada masa depan, para investor menganggap platform ethereum akan digunakan oleh banyak pengembang sehingga nilai ether akan jauh meningkat..[3] Sebutan mata uang digital pada ether sedikit banyak menimbulkan pro dan kontra karena fungsi pokok ether yang sebagai "bahan bakar" komputasi dalam platform ethereum. Akan tetapi ether tentu saja dapat digunakan sebagai media penyimpan nilai, aset, dan alat tukar; yang serupa dengan mata uang digital.

Kelebihan Dan Kekurangan Ethereum

Ethereum memiliki semua keunggulan pada teknologi blockchain, yaitu bebas downtime, sensor, penipuan, atau interferensi pihak ketiga. Selain itu platform ethereum memiliki Ethereum Virtual Machine (EVM) yang merupakan software yang lengkap (turing complete). Artinya, pengembang dapat dengan bebas membuat berbagai aplikasi semudah membuat aplikasi dengan javascript. Bagi pengembang yang hendak membuat aplikasi berbasis blockchain, maka ethereum adalah solusi yang tepat. Pengembang dapat membuat aplikasi dengan cepat, mudah, dan sederhana. Pengembang tidak perlu pusing-pusing mengurus blockchain mereka sendiri, tapi cukup menumpang dalam blockchain ethereum. Ini tentu saja menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Tim pengembang ethereum juga sudah memiliki reputasi sebagai tim yang solid dan kompeten dalam meningkatkan stabilitas, keamanan, fungsionalitas, dan skalabilitas blockchain ethereum. Fakta ini memberikan ketenangan untuk para pengembang aplikasi yang hendak membuat aplikasi pada ethereum. Pengembang aplikasi dapat mengharapkan dukungan, update, dokumentasi, dan penambahan fitur, diterapkan dengan baik dalam platform ethereum. Selain itu, blockchain ethereum juga jauh lebih stabil dan cepat dibandingkan apabila pengembang aplikasi meluncurkan blockchain-nya sendiri.

Dengan semua kelebihannya, ethereum juga memiliki kekurangan yang sama dengan teknologi blockchain lainnya. Yang paling krusial adalah lambatnya kecepatan pemrosesan transaksi dibandingkan dengan menggunakan server terpusat. Selain itu, mengembangkan aplikasi pada ethereum seperti diibaratkan menyewa hosting situs web. Ketika server (ethereum) down, maka smart contract yang telah dibuat juga down. Pengembang juga tidak dapat meningkatkan fungsionalitas blockchain-nya sendiri, namun harus berkontribusi terhadap pengembangan ethereum secara keseluruhan. Apabila ETH mengalami hard fork, token yang telah dibuat oleh pengembang juga akan terpengaruh. Ketergantungan pengembang dengan platform ethereum adalah trade-off antara kemudahan dengan kendali yang paling nyata dari penggunaan platform ini. Belum lagi setiap komputasi membutuhkan ether yang akan semakin boros saat aplikasi pengembang tersebut bertambah kompleks dan mengakuisisi basis pengguna yang lebih besar.[4]

Contoh Aplikasi Ethereum

Pengembang dapat menggunakan platform ethereum untuk membuat berbagai aplikasi, berikut ini adalah contoh-contohnya:[2]

  • Token atau mata uang digital: dengan platform ethereum, pengembang dapat membuat token digital yang bisa diperdagangkan dan bisa digunakan sebagai mata uang, representasi aset, saham virtual, bukti keanggotaan atau apapun. Token ini menggunakan API koin standar, sehingga kontrak tersebut akan kompatibel secara otomatis dengan dompet, kontrak atau pertukaran lainnya juga menggunakan standar ethereum. Jumlah token yang beredar dapat diatur ke jumlah tetap sederhana atau berfluktuasi berdasarkan peraturan yang telah diprogram.
  • Pendanaan proyek (kickstarter) : pengembang proyek dapat membuat kontrak yang menyimpan dana kontributor sampai pada tanggal atau pencapaian tertentu. Bergantung pada hasilnya, dana dapat disalurkan ke pemilik proyek atau dengan aman dikembalikan ke kontributor. Semua hal ini dapat dilakukan tanpa adanya artbitrator, pihak clearing, atau tanpa harus menggunakan pihak ketiga.
  • Aplikasi desentralisasi lainnya: platform ethereum membuat aplikasi dapat dengan mudah diluncurkan. Pada masa depan, mungkin sosial media dan konten dapat dibuat menggunakan blockchain sehingga data-data pengguna tidak disalahgunakan seperti sekarang ini. Yang membatasi penggunaan platform ethereum hanyalah imajinasi dari pengembang, sehingga dapat diharapkan berbagai aplikasi terdesentralisasi akan bermunculan di masa yang akan datang.
ilustrasi-ethereum
Ilustrasi ethereum | Gambar oleh BTC Keychain (flickr) adalah berlisensi CC-BY-2.0

Prospek Ethereum

Adalah tidak tepat apabila ada pihak-pihak yang mengatakan bahwa ethereum dapat mengalahkan bitcoin sebab keduanya secara fungsional berbeda. Bitcoin memiliki fitur keamanan dan kehandalan melebihi ethereum dan ethereum memiliki fleksibilitas jauh melebihi bitcoin. Ethereum disebut-sebut oleh para ahli sebagai koin yang terbaik di bidangnya. Antonopulos mengibaratkan bitcoin sebagai singa dan ethereum sebagai hiu. Keduanya memiliki lingkungan yang berbeda, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing.[5] Apabila ethereum dapat berkembang sesuai dengan rencana, tanpa ada bug, kesalahan, kondisi yang tidak terduga, lubang keamanan, dll., maka nilai ethereum dapat diharapkan untuk naik dengan cepat di masa depan. Akan tetapi platform ethereum adalah suatu platform yang sangat kompleks dan tergolong masih bayi, sehingga investasi pada ethereum sangatlah berisiko.

Nilai ethereum juga bergantung pada pengguna (pengembang) yang menggunakan ether untuk komputasi dalam platform ethereum. Apabila ternyata teknologi blockchain menjadi lebih banyak digunakan di masa depan, maka semakin banyak pengembang yang menggunakan ethereum untuk membuat berbagai aplikasi blockchain. Meskipun demikian, bukan berarti ethereum tidak memiliki saingan. Munculnya platform baru seperti EOS, WAVES, atau OMNI juga dapat menjadi faktor prospek ethereum di masa depan. Nantinya kita akan melihat berbagai platform baru akan muncul yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kita juga tidak dapat menghilangkan kemungkinan akan muncul teknologi baru yang menggantikan blockchain sehingga semua teknologi berbasis blockchain menjadi usang. Agaknya, hanya waktu lah yang dapat menjawab apakah ethereum akan dapat bertahan.

Referensi
  1. Rosic, A., 2017, “What is Ethereum? A Step-by-Step Beginners Guide,” Blockgeeks.com, https://blockgeeks.com/guides/what-is-ethereum/ (diakses 14 September, 2017).
  2. Ethereum Foundation, “Ethereum Project,” Ethereum.org, https://www.ethereum.org/ (diakses 14 September, 2017).
  3. Ethereum Foundation, “What is Ether,” Ethereum.org, https://www.ethereum.org/ether (diakses 14 September, 2017).
  4. Sean, 2017, “Pros and Cons of Building on Ethereum,” Steemit.com, https://steemit.com/blockchain/@alienhunt/pros-and-cons-to-building-on-ethereum (diakses 14 September, 2017).
  5. aantonop, “The Lion and the Shark: Divergent Evolution in Cryptocurrency” Youtube.com, https://www.youtube.com/watch?v=d0x6CtD8iq4 (diakses 14 September, 2017).

Kutip artikel ini:
Kontributor KuBisnis, 2017, https://www.kubisnis.com/mengenal-ethereum/ (diakses pada 09 Dec 2023).

Artikel ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada KuBisnis di akun fb/twitter/google kami di @KuBisnis.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan artikel.

Avatar photo
KuBisnis

Penerbit KuBisnis adalah penerbit artikel bisnis dan kewirausahaan berkualitas. KuBisnis percaya bahwa setelah proyek artikel ini selesai, Indonesia akan menjadi negara yang memiliki banyak entrepreneur! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta KuBisnis, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 91