Menjadi Karyawan atau Memulai Startup Bisnis

Dilema antara bekerja menjadi karyawan atau memulai berwirausaha sendiri memang masalah klasik yang tetap menarik untuk dibahas. Banyak artikel atau persepsi yang salah mengenai sisi positif dan negatif menjadi karyawan atau memulai startup bisnis.

Daftar isi

Artikel ini membahas beberapa hal penting yang dapat menjadi pertimbangan calon wirausahawan, yaitu: (1) harga diri (pride); (2) waktu; (3) tekanan (stress); dan (4) uang.

Harga diri (Pride)

Menjadi karyawan apalagi di perusahaan multinasional akan meningkatkan harga diri seseorang. Ia mungkin masih akan diperintah dan disuruh oleh atasan, tetapi orang lain masih akan melihat dirinya adalah seorang profesional dan ia masih akan dihormati. Ia juga tidak akan kesulitan untuk memikat pasangan dan segera berkeluarga.

harga-diri
Harga diri | Photo by Dave Hogg is licensed under CC-BY-2.0

Apabila wirausahawan memulai perusahaan startup, ia sebaiknya membuang jauh-jauh harga dirinya. Maksudnya, ia tidak boleh malu mempromosikan bisnisnya dalam setiap kesempatan. Pandangan masyarakat (terutama di Indonesia) akan sangat negatif apabila ia mendirikan startup, hal ini akan membuatnya cepat kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Ketika orang lain sudah mulai memiliki aset dari gaji yang mereka terima, ia masih akan berjuang membesarkan startup bisnisnya. Ketika orang lain mulai mapan, ia masih berjuang membesarkan bisnisnya.

Waktu

Menjadi karyawan memang terlihat sibuk, kerja dari jam 9 sampai jam 5. Tetapi karyawan masih memiliki jam kerja dan hari libur ditambah dengan jumlah cuti yang pasti. Kepastian ini bisa membuat karyawan memiliki keseimbangan kehidupan dan kerja (work and life balance). Karyawan bisa refreshing sepulang kerja, dan liburan ketika akhir pekan dan cuti.

workaholic
Workaholic | Photo by herval is licensed under CC-BY-2.0

Apabila wirausahawan memulai perusahaan startup, setiap hari adalah hari kerja. Bahkan sewaktu tidur, ia masih akan membawa masalah perusahaan kedalam mimpinya. Paul Graham berkata ini adalah sesuatu yang sangat berat dan tidak akan menjadi lebih mudah seiring berkembangnya perusahaan. Memulai startup berarti ia semestinya sadar bahwa startupnya adalah kehidupannya! Ketika jam kerja usai (misalnya ia memutuskan untuk bekerja dari jam 9 sampai jam 5) dan ada masalah atau klien yang membutuhkan keputusannya, ia sudah seharusnya siap 24/7.

Tekanan (Stress)

Menjadi karyawan memang terkadang membuat seseorang tertekan, tetapi sudah ada peraturan dan gaji bulanan yang akan menentramkan pikiran. Biasanya semakin banyak tekanan dalam pekerjaan seseorang, semakin besar insentif dan gaji yang akan ia terima. Namun seperti apapun tekanan dalam pekerjaannya, sepertinya masih jauh lebih baik daripada tekanan ketika menjalankan startup bisnis.

depresi
Depresi | Photo by Sander van der Wel is licensed under CC-BY-SA-2.0

Ketika startup anda baru berjalan, hidup mati perusahaan ditentukan oleh keputusan anda, sedangkan ketika perusahaan sudah besar, hidup mati ratusan atau ribuan karyawan akan ditentukan oleh keputusan anda. Ketidakpastian startup bisnis akan dapat bertahan dan sukses akan membuat ketakutan dalam diri seorang pengusaha. Hal ini membuat seorang entrepreneur terkadang mendapatkan gangguan mental, seperti: depresi, masalah harga diri, kegelisahan, dll [1], hal ini mungkin menjelaskan mengapa banyak pengusaha yang nyentrik.

Uang

Terkadang karyawan sering mengeluh apabila gaji yang mereka terima dirasa kecil, namun hal ini masih lebih baik daripada bangkrut dan meninggalkan hutang dengan jumlah yang cukup banyak. Risk and return adalah hal yang tepat untuk menggambarkan ini, anda mendapatkan sedikit karena risiko anda kecil dibandingkan dengan entrepreneur. Startup bisnis yang sukses dapat menghasilkan uang yang sangat banyak yang akan membuat anda tidak perlu khawatir tentang uang seumur hidup anda. Tetapi tahukah anda bahwa:

  • Statistik menunjukkan 8 dari 10 bisnis gagal pada tiga tahun pertama.
  • Studi dari majalah Inc dan NBIA mengatakan 80% bisnis baru gagal pada lima tahun pertama.
  • 80% dari bisnis baru gagal pada tahun pertama. [2]

Lalu mengapa banyak orang yang ingin menjadi entrepreneur? Bisa jadi karena mereka hanya tidak mendapatkan gambaran keseluruhan, atau memang karena passion untuk bisa merubah sesuatu. Menurut Guy Kawasaki: Kesalahan utama dari startup bisnis dalam memulai bisnis mereka adalah menjadikan uang sebagai tujuan utama, padahal inti dari entrepreneurship adalah membuat makna. Perusahaan yang secara fundamental didirikan untuk membuat makna, untuk mengubah dunia, menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik, adalah perusahaan yang membuat perbedaan. Mereka adalah perusahaan yang akan sukses.

So, menjadi karyawan atau memulai startup bisnis adalah pilihan anda sendiri yang membutuhkan renungan yang mendalam 🙂

Referensi
  1. Morin, A., 2015, “There’s A Hidden Dark Side To Being An Entrepreneur – It Wreaks Havoc On Your Mental Health,” Forbes, http://www.forbes.com/sites/amymorin/2015/03/24/theres-a-hidden-dark-side-to-being-an-entrepreneur-it-wreaks-havoc-on-your-mental-health/ (accessed November 5, 2015).
  2. Mason, M. K., “Research on Small Businesses,” http://www.moyak.com/papers/small-business-statistics.html (accessed November 5, 2015).

Kutip artikel ini:
Kontributor KuBisnis, 2015, https://www.kubisnis.com/menjadi-karyawan-atau-memulai-startup-bisnis/ (diakses pada 08 Dec 2023).

Artikel ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada KuBisnis di akun fb/twitter/google kami di @KuBisnis.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan artikel.

Avatar photo
KuBisnis

Penerbit KuBisnis adalah penerbit artikel bisnis dan kewirausahaan berkualitas. KuBisnis percaya bahwa setelah proyek artikel ini selesai, Indonesia akan menjadi negara yang memiliki banyak entrepreneur! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta KuBisnis, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 91